Monday 25 December 2023

SIAPA PEMUDA ASHABUL KAHFI PENGHUNI GUA

 
Kisah Ashabul Kahfi merupakan cerita tujuh pemuda yang menjadi salah satu bukti kebenaran yang diabadikan di dalam al-Quran. Kalau difikirkan dengan logik akal maka kisah dan cerita tentang ashabul kahfi termasuk sebuah kejadian luar biasa, fenomena dan sangat menakjubkan.
 
Manusia mana pun tak akan berupaya menjelaskan dan tak akan sanggup menerima jika ada orang yang boleh memiliki usia sehingga ratusan tahun lamanya. Namun bagi orang yang beriman kepada Allah SWT dan meyakini bahawa tak ada yang tak mungkin jika Allah telah berkehendak maka orang orang yang demikian akan sampai pada pemahaman spiritual yang semakin mendekatkan dirinya pada Sang Pencipta.
 
Kisah Ashabul Kahfi bukanlah lelucon, dongeng atau hanya sebuah rekaan fiksyen manusia. Secara sejarah kejadian tersebut mempunyai hubungan erat dengan kegelisahan Rasullulllah SAW ketika ditanya oleh beberapa orang Yahudi untuk membuktikannya bahawa baginda memang seorang utusan Allah.
 
Orang orang Yahudi ini bertanya, wahai Muhammad, tolong ceritakan kepada kami tentang kisah tujuh pemuda yang rela mengasingkan diri untuk mempertahankan keyakinannya kepada Allah SWT, jika engkau sanggup menceritakan dengan benar maka kami juga akan mengikuti ajaranmu dan menjadi sebahagian dari Islam.
 
Lalu Nabi Muhammad SAW memohon pertolongan pada Allah SWT dan selang beberapa waktu kemudian baginda mendapat wahyu yang berisi penjelasan tentang kisah ashabul kahfi atau cerita tentang tujuh pemuda yang ditanyakan oleh orang yahudi tersebut.
 
Penjelasan mengenai kisah ashabul kahfi ini dimuat dalam beberapa ayat dari surat Al Kahfi pada kitab suci Al Quran. Sesuai dengan kandungan al-Quran, kronologi dari kisah Ashabul Kahfi adalah sebagai berikut :
 
Pada zaman dulu hiduplah seorang raja yang bernama Dikyanus, dia termasuk kategori pemerintah yang kejam dan sewenang wenang dalam memimpin rakyatnya. Kekejaman raja yang sangat zalim ini memperlakukan peraturan yang tak boleh dilanggar oleh rakyatnya.
 
Sesiapapun yang menentang keinginan raja maka sama saja ingin mengakhiri hidupnya lebih awal. Salah satu aturan yang tak dapat diterima oleh rakyat adalah pemaksaan kehendak untuk menyembah Tuhan selain kehendak raja. Semua rakyat diwajibkan menyembah raja dan tak ada satupun rakyat yang dibolehkan menyembah selain raja zalim tersebut. Kerana ketakutan, sebahagian besar rakyat di negeri itu tunduk dengan aturan kejam sang raja.
 
Tapi meskipun demikian, ada sekelompok pemuda yang tidak mahu mematuhi keinginan raja, mereka secara sembunyi sembunyi tetap mempertahankan keinginan untuk menyembah dan mengakui bahawa hanya ada satu Tuhan yang layak disembah dan diminta pertolongan. Dialah Allah SWT Sang Penguasa alam beserta isinya yang kekal abadi dan tak akan pernah kekurangan, tempat kita meminta pertolongan dalam suka maupun duka.
 
Keyakinan tujuh pemuda ini kemudian diketahui oleh orang orang raja yang suka menjilat, membodek dan mencari muka di hadapan raja, lantas saja Raja Dikyanus marah besar. Raja lalu meminta para pembantunya untuk segera menyeret pemuda tersebut di hadapan raja. Sesampainya di hadapan raja, ketujuh pemuda ini ditawarkan pelbagai hal yang menggiurkan seperti jawatan tinggi, kekuasaan meilmpah dan wanita tercantik di negeri itu asal ketujuh pemuda mau melepaskan keyakinan dan hanya menyembah Raja Dikyanus.
 
Mereka bukanlah pemuda dengan iman keropok yang mudah rapuh dan rosak, mereka juga orang orang yang mencintai jawatan, atau pun orang yang suka mengumbar nafsu syahwat kepada wanita. Tawaran raja ditolak dengan tegas dan mereka lebih memilih Allah SWT sebagai Tuhan sepanjang hidupnya.
 
Jawaban para pemuda semakin membuat raja berang dan kehilangan kawalan. Dia mengancam akan menghukum mati para pemuda jika dalam beberapa hari tidak mahu merubah keyakinannya dengan segera. Pemuda tidak takut dengan ancaman tersebut dan telah bertekad untuk mempertahankan iman hingga titisan darah penghabisan. Bagi mereka lebih baik mati menggenggam iman daripada mengikuti ajakan raja untuk menyekutukan Allah SWT.
 
Ketujuh pemuda ini kemudian membuat kesepapakatan untuk bersembunyi ke sebuah tempat. Berangkatlah mereka menuju ke suatu tempat persembunyian dengan ditemani seekor anjing sebagai penunjuk jalan.
 
Menurut para ulama’ Ashabul kahfi (penghuni gua) yang dimaksudkan dalam ayat di atas, terdiri daripada tujuh orang pemuda bernama;
- Tamlikha
- Maksalmina
- Marthunus
- Nainunus
- Saryunus
- Zunuwanus
- Falyastathyunus
 
Dan semasa dalam perjalanan ke gua itu, ketujuh-tujuh mereka telah ditemani oleh seekor anjing bernama Qithmir
 
Ketujuh pemuda ini akhirnya sampai di sebuah gua dan untuk bersembunyi di sana. Kerana kepenatan, ketujuh pemuda ini tertidur sementara anjingnya berada di sekitar pintu gua. Keesokan harinya raja meminta agar segera membawa para pemuda untuk dihukum mati, tapi usaha raja kejam ini membuahkan kegagalan, sebab para pemuda telah pergi dan sangat susah dicari.
 
Seluruh rakyat pun dikerahkan untuk mencari para pemuda yang dianggap membangkang, siapapun yang mampu menemukan dan membawa mereka maka raja telah menyediakan hadiah dan kenaikan pangkat bagi para pembantu setianya.
 
Pencarian pun dimulai, ada sekelompok pengikut pengikut kerajaan yang akhirnya menemukan sebuah gua di tengah hutan. Tapi kerana gua ini dianggap sangat usang dan lama terbiar, mereka takut untuk memasukinya.
 
Demi menyenangkan hati sang raja, para pengikut raja kerajaan ini melaporkan jika mereka telah menyusuri semua tempat di negeri ini dan telah menutup sebuah gua dengan tujuan bila para pemuda ini berada di dalam maka mereka akan mati kelaparan dan tak akan boleh keluar.
 
Itulah batas akal manusia yang merasa telah punya kekuasaan dan merasa paling hebat dibandingkan dengan yang lain, padahal kita semua mengerti jika ada sebuah kekuatan yang tak mungkin boleh ditaklukkan oleh daya fikir manusia. Dialah Allah SWT yang tak akan membiarkan orang orang membuat kerosakan dan penderitaan pada hamba hamba terkasih-Nya.
 
Waktu terus berlalu, zaman pun telah berganti dari beberapa generasi. Kini kerajaan yang dulu dipimpin oleh raja kejam dan musyrik telah berubah menjadi sebuah negeri yang maju dan mempunyai kebebasan dalam menjalankan keyakinan agamanya masing masing.
 
Sementara itu para pemuda yang tertidur di gua terbangun kerana perut terasa lapar, mereka saling bertanya tentang berapa lama mereka tertidur di dalam gua. Salah satu sahabatnya mengatakan jika mereka mungkin tertidur setengah jam, satu lagi berkata jika dia tertidur satu jam. Dengan kata lain, mereka tidak mengetahui secara tepat berapa lama mereka tertidur di dalam gua. Lalu salah seorang daripada mereka diminta untuk pergi ke pasar mencari makanan. Dengan langkah berhati-hati dia menyusuri jalan sambil memperhatikan lingkungan sekitarnya. Dia masih takut jangan jangan ada mata mata daripada Raja Dikyanus.
 
Sampai sahaja pemuda yang mulia ini di pasar, ia menemui salah seorang penjual yang menjajakan makanan. Namun penjual kehairanan dengan wang yang digunakan oleh pemuda ini, ia memandang pemuda dan memanggil pengawas pasar yang sangat bijak.
 
Pengawas pasar kemudian membawa pemuda ini di hadapan baginda raja yang soleh. Betapa terkejutnya raja ketika pemuda ini menceritakan siapa dia sebenarnya, raja memeluk pemuda dengan cucuran air mata yang begitu banyaknya.
 
Raja yang soleh ini kemudian menjelaskan kepada pemuda itu bahwa raja kejam Dikyanus telah mati 309 tahun yang lalu.
 
Seketika suasana istana menjadi sangat hening dan terharu oleh kehadiran pemuda yang luar biasa. Tanpa diminta raja lalu mengajak semua orang yang hadir untuk menjemput teman para pemuda yang masih di dalam gua untuk dibawa ke istana.
 
Di hadapan orang, pemuda ini mengatakan agar kita selalu beriman kepada Allah SWT, jangan pernah tunduk kepada siapapun yang mengajak pada jalan kesesatan dan kemusryikan.
 
Biarpun raja telah meminta berkali kali agar para pemuda ini tetap tinggal di istana, tapi pemuda menolak dan tetap memilih untuk kembali ke gua lagi. Beberapa waktu kemudian Allah mengambil roh mereka dan kembali kepada-Nya untuk selama lamanya.
 
SUMBER  

Tentang kisah pemuda Ashabul Kahfi 

No comments:

Post a Comment